Search This Blog

Monday, December 20, 2010

Tips Mengenali Wajah dan Nama Orang

Pekerjaan saya hari ini, pertama adalah membuat kliping dan kemudian mengumpulkan foto untuk rubrik galeri majalah yang akan diterbitkan oleh kantor saya.
Yang meminta foto adalah teman saya. Dia minta foto waktu puncak peringatan hapernas. Nah, saya pun setelah beres dengan urus-urusan kliping lalu menggarap tugas ini. Saya ambil 3 buah foto. Lalu saya beri caption. Nah dalam memberikan caption ini ternyata saya temukan kesulitan. Karena ini khan eventnya sudah lama, bulan September yang lalu. Saya lupa, siapa nama dan jabatan dari orang yang ada di foto-foto tersebut. Saya tanya teman yang tugas, sebagaian bisa mengenali mereka dan sebagian yang lain tidak.
Duh, bagaimana pun juga saya harus dapatkan nama orang serta jabatannya itu. Kebetulan orang yang saya yakini bisa mengenali orang -orang yang ada di foto itu sedang latihan upacara. Alhasil saya googeling. Satu kata kunci saya googling dengan menyebutkan sebuah nama penghargaan yang memang diberikan di event tersebut. Nah, ternyata memang ada tiga provinsi yang menang. Slah satu provinsi tersebut, Banda Aceh sedangkan dua pejabat dan provinsinya saya kenali. Karena memang saya habis dari provinsi tersebut (Jawa Timur).


Let's Googling


Nah, untuk Banda Aceh ini saya tinggal mencari siapakah orang yang menerima penghargaan yang ada di foto itu. Nah saya pun googling,saya buka website dari Prov. Yang bersangkutan mulai dari pejabat walikota, wakil walikota dan sekda. Ternyata wjahnya tidak matching dengan foto yang ada di tangan saya. Lalu saya pun membuka website pemrov. Wow. Sim salabim, ternyata saya menemukan kemiripan antara foto yang ada di tangan saya dengan foto Gubernur. Hah, lega saya, Dan ternyata, ketika saya mengkonfirmasi ke kolega yang memang bertugas di bidang Protokol, membenarkan. Hahaha. Ternyata. Internet itu sangat bermanfaat. Dan bisa kita gunakan untuk searching atau menemukan suatu fakta atau informasi. Dan hal itu pun saya lakukan ketika mencocokkan foto pejabat wanita dengan foto yang ada ditangan saya melalui website dimana dia bekerja. Selamat mencoba dan melaksanakan kerja ya.

Tuesday, December 14, 2010

Tugas Ke Surabaya 12-14 Desember 2010

Sebenarnya badan saya masih pegal-pegal yang teramat sangat. Tapi alhamdulilah separuh powernya sudah kembali berkat nasi goreng dan sambal khas Bu Ruddy Surabaya yang ku beli di salah satu pusat oleh-oleh di Surabaya.
Tapi sekarang saya tidak ada niatan bahas oleh-oleh Surabaya, melainkan hanya ingin membahas tentang tugas.
Acara sosialisasi yang dilangsungkan di Surabaya kemarin merupakan acara yang diundur, yang seharusnya digelar tanggal 6 Desember 2010, karena waktu itu big boss berhalangan hadir jadi acaranya diundur. Tapi acara yang kemarin pun tetap saja tidak bisa dihadiri big boss karena memang sedang ada acara alias bentrok lagi dengan schedule dewan yang terhormat.
Nah, saya pun sebagai petugas ke Surabaya mengalami hal yang serupa dengan yang pernah dialami teman-teman. Yaitu, "meralat" surat yang sudah terlanjur dikirim ke undangan.
Salah satunya ke wartawan. Karena waktu itu saya yang berkoordinasi dengan media. Sebuah fax saya kirim ke pimpinan redaksi Media cetak yang dengan Up. Salah satu jurnalisnya yang memang anggota dari perhimpunan wartawan di kantorku. Tiba-tiba saja setelah fax itu dikirim eh ada kabar acaranya diundur, alhasil saya buat lagi fax ralat dan menjelang kebernagkatan yang sudah Fix, saya telpon lagi pemred media cetak untuk memastikan bahwa bossnya jurnalis itu memberikan izin kepada si jurnalis yang saya undang untuk meliput acara ke Surabaya. Alhamdulilah ternyata izin pun dikantongi. Nah setelah saya mendapatkan konfirmasi dari pemred maka saya pun memproses ticketing untuk wartawan tersebut dan kami.

Tiket Keberangkatan Ke Surabaya



Di dalam mengurus masalah tiket pesawat ada yang missed. Saya lupa kalau waktu itu mbak D sudah bilang pada saya kalau tiket untuk saya dan kolega saya akan dipesan olehnya, tapi untuk wartawan menyusul. Nah, setelah saya berkoordinaSi dengan panitia dan juga menanyakan masalah transportnya saya pun berinisiatif untuk membooking 3 tiket pesawat dengan bantuan kolega saya. Karena waktu itu ibu B yang menanyakan jumlah keseluruhan untuk ticketing. Dan setelah tiket pesawat itu dibooking, diperolehlah berapa jumlah totalnya. Saya pun sms Ibu B. Dan ternyata uang untuk transport ini harus saya bawa ke kantor itu karena memang kantor kami terpisah. Duh mana saya tidak tahu lagi tempatnya. Mengapa harus saya yang ambil ke sana? Karena kolega saya yang satu lagi sedang tugas ke luar kota. Sebenarnya dia bisa saja mengambil keesokannya, tapi dia menyarankan saya sendirilah yang membawanya alasannya dia ribet kalau harus dia yang ngambil. Mengenai masalah ini saya lapor dulu ke atasan. Dan atasan pun menyuruh saya untuk mengikuti saran dari kolega saya.

Atasan pun mempetakan alamat kantor itu dari kantor saya. Dia katakan "pokoknya dari alazhar itu lurus saja" hahaha... Tetap ya saya masih bingung dengan penjelasannya wong saya belum pernah kesana. Tapi boss bilang belajar supaya saya tahu. Saya katakan saja pada boss iya, oh, hm. Haha, pikirku dlam hati, nanti sjalah tanya lagi yang jelasnya atau naik bajaj saja biar supirnya yang mikir untuk mendapatkan alamat itu hahaha. Tapi saya waktu itu teringat bahwa posisi Bu B yang akan memberikan uang transport ada di Bank. Nah saya telpon dia. TernyatA Bu B lagi di bank depan kantor kami. Saya datangi dia dan tunggu dia transaksi dulu. Akhirnya kami bersama-sama menuju kantornya yang ada di Jl. P ..kami ke sana naik bajaj. Ternyata eh ternyata jaraknya dari kantor kami bisa dikatakan dekat tidak jauh pun tidak. Kebayang kalau harus jalan kaki pasti sudah bercucuran keringat dan kaki bengkak wwkwkwkwkwk

Nah setelah uang trasnport dikasih ke saya, saya pun tersadar kalau tadi perginya buru-buru dan saya tidak bawa dompet hanya bawa HP saja. Sebenarnya ingatnya sudah dari Bank. Saya bingung gimana caranya pulang. Lalu terpikir oleh saya untuk pulang naik bajaj, nanti supirnya suruh tunggu saya ambil uang dulu atau pilihan kedua ambil saja uangnya dari bagian lunsump ku. Tapi ternyata Tuhan selalu sayang pada saya. Waktu mau pulang itu saya ketemu Mas Yud. Akhirnya saya pulang bareng dia. Duh Gusti Allah terima kasih, Engkau selalu ada tiap kali aku dalam keadaan terdesak.

Baiklah, ceritanya saya pun sampai di halaman parkir kantor. Tiba-tiba Bu B telpon saya dan bilang ada orang tiket atas nama saya dan kolega saya tapi untuk wartawan tidak ada. Heran saya kenapa bisa terjadi seperti itu! Saya pun telpon balik Bu B. Tapi sebelumnya saya konfirmasi tiket dulu ke Mr L yang membooking tiket untuk kami. Dia sudah mau pulang, beruntung masih di tangga. Jadi saya bisa menyetopnya. Saya lanjut tanya kejelasan ke Bu B mengenai tiket itu. Ibu B katakan pada saya bahwa tiket itu sudah dipesan atas nama Bu D. My gosh! Mata hati saya jadi terbuka lebar. Bahwa memang hari sebelumnya Mbak D mendata petugas Humas yang akan pergi untuk diurusin tiketnya. Tapi saya tidak tahu kalau dia benar- benar sudah membooking tiketnya. Dan ketika saya minta konfirmasi ke mbak D, dia balik tanya"siapa yang suruh memesan tiket lagi? Khan sudah saya bilang bla bla bla" saya pun minta maaf sama dia. Karena saya lupa dan tidak berkoordinasi lagi dan kolega saya Mr A pun tidak mengingatkan saya. Untungnya, Mr L baru membooking belum mensuit. Jadi yang kami berdua tiketnya dibayalkan dan yang jadi hanya satu itu untuk wartawan. Kebayang deh kalau tadi diOK tiketnya kena charge tuh! Itulah permasalahan mengenai tiket. Tapi semuanya bisa diatasi dengan baik.


Jadi intinya kalau mau membooking tiket itu harus jelas siapa yang memerintahnya dan pastikan dulu sudah ada yang membooking atau belum.

Nah, sekarang kita lanjut ke tugas pada hari H di Surabaya.
Sebelumnya ingin saya katakan bahwa ini merupakan tugas pertama saya dengan membawa wartawan dari pusat ke daerah. Memang acaranya membutuhkan publikasi. Karena ini mengenai kebijakan baru pemerintah pusat. Tadinya kami akan membawa dua orang wartawan dari pusat. Tapi panitia hanya memiliki alokasi untuk satu orang wartawan. Karena panitia juga akan mengundang wartawan lokal dari pemrov Surabaya sebanyak 8 orang.


Berhubung tugas saya berkoordinasi dengan media maka sebelum berangkat pun saya tetap berkoordinasi soal media yang akan diundang untuk konferensi pers. Nah saya hubungi bu D, dia memberikan contact person Mr S, dari Mr S, saya dsioper ke Bu B, dari Bu B, saya dioper ke Pak A. Alesannya pak A lah yang mengurusi tentang media. Akhirnya saya berkoordinasi dengannya. Saya minta bantuannya untuk mengundang 8 orang wartawan lokal. Bebas darimana sja asalkan bukan asal-asalan. Saya pun minta nama-nama wartawan yang diundang dan koordinatornya. Karena akan ada kompensasi untuk mereka.


Yah, intinya konferensi pers pada hari H berjalan lancar dan dilangsungkan di ruang transit atau VIP room.
Nah, wartawan yang datang bersama kami dari pusat harus benar-benar diperhatikan. Amanat dari boss ku seperti itu. Boss saya menyarankan ketika si jurnalis itu mau pulang ke bandara hendaklah kami antarkan. Tapi kami tidak mengantarnya karena waktu itu ada salah seorang dari moderator kantor yang akan pulang jadi saya titip ke panitia. Habisnya kolega saya tidak bisa mengantarnya alesannya dia "disuruh" standby sama panitia. Malah ketika saya bilang kepada panitia tentang wartawan itu ada yang mengatakan "untuk apa diantar, kita harus lihat siapa bla bla bla" saya bilang ke ke orang itu bahwa itu amanat dari boss saya. Rupa-rupanya orang itu tidak tahu arti penting jurnalis. Dia pun bagian dari kita. Dialah yang membantu publikasi. Sebenarnya yang terpenting adalah kita sudah memfasilitasi wartawan tersebut.


Alhamdulilah seluruh rangkaian acara di Surabaya berjalan baik. Dan dapat dikatakan yang paling sukses diantara sosialiAsi ke dua provinsi sebelumnya. Dikatakan paling sukses karena pesertanya banyak memenuhi ruangan. Panitia mengira setelah diundur ini, pesertanya akan berkurang karena kecewa atas pengunduran yang terjadi. Tapi rupa- rupanya sebaliknya.

Begitulah behind the schene. Sukses tidaknya sebuah acara memang tergantung koordinasi yang baik khususnya sebelum dan selama pelaksanaan.
Oh ya satu lagi, untuk acara sosialisasi ini petugasnya dibantu dari pemrov. Seperti MC, Dirigen, pembaca doa, penerima tamu dsb. Ini bisa dijadikan pilihan. Hehehehe

NB: satu catatan dari kolega saya yang mengatakan bahwa pejabat itu tidak bisa dinggal begitu saja. Bagaimana kalau nanti ada wartawan yang mengikuti lantas minta uang.