Search This Blog

Wednesday, February 22, 2012

Membuat Berita Itu Harus Cerdas

Nih, mau sharing lagi. Pokoknya kalau yang mau baca silahkan yang tidak mau tidak masalah.
Gini ceritanya, salah satu job deskripsi  yang ada di divisi kami  adalah membuat berita. Dari mana kita dapat berita? Jawabnya tentu saja dari event-event yang kita laksanakan atau dari kegiatan lainnya. Berita yang  dibuat tentu kita upload ke Website kita sendiri. Ini salah satu publikasi.

My Glasses that rarely do i use  it


Tapi sebenarnya publikasi itu secara garis besar saya bagi dua. Pertama, publikasi yang kita lakukan secara pasif dan kedua secara aktif.  Publikasi Pasif maksudnya, seperti yang kami lakukan, membuat berita dan menguploadnya ke website. Lalu, nanti diambil oleh media online lainnya. Tentunya media Online juga mengambil berita yang memang mempunyai nilai beritanya. Nah, darimana saya tahu ada media online lain yang mengambil berita kita dari website?
Tentu jawabannya adalah ketika googling dan memasukan kata kunci biasanya ketik judul berita yang kita buat nanti mesin google akan mencarinya sendiri dan menampilkan hasilnya. Googling ini kita lakukan ketika mau mencari bahan berita online untuk kliping.
Nah, itu tadi mengenai publikasi pasif.

Kedua, Publikasi Akif, artinya kita memberikan release kepada para jurnalis untuk dimuat, atau membuat advertorial dan membayarnya seperti itu kira-kira. Saya bilang ini aktif karena memang kita usahanya tidak hanya mengupload saya tapi juga ada usaha atau ada pengorbanan extra yang dikeluarkan.

Saya paling senang kalau sehabis upload berita di website itu lalu googling  untuk cari tahu apakah ada media online lain yang mengambil berita kita. Dan ketika ada senangnya, berarti sudah masuk standar mereka atau mereka yang mengejar target, itu tidak jadi masalah. Hal yang terpenting kita ada publikasi.

Terkait dengan pembuatan berita ini, baru-baru saja saya mengalami yang namanya deg-degan.. atau dengan kata lain saya pertama kali buat berita yang contennya dibilang baru. Hal ini tentu saja tidak bisa langsung begitu saja diterima masyarakat dan ini membuat saya berpikir lagi bahwa membuat Berita itu harus CERDAS. Sebelumnya sih kalau buat berita datar-datar saja.

Mengapa harus Cerdas?
Karena media lain yang tidak bisa kita control bisa melakukan pengeditan terhadap berita yang kita buat. Penggeditan judul, bagi saya itu tidak masalah. Pemotongan contennya juga tidak masalah, asalkan tidak merubah maksudnya.
Masalah timbul ketika ada media online yang memuat berita kita lalu ada beberapa conten yang diskip oleh mereka. Memang tidak merubah seluruh conten tapi ketika kita analisa kembali, ada yang kurang.
Hal ini terjadi pada berita yang saya buat.

Apa yang mereka Skip?
Ya, mereka skip pendapat dari pihak luar. Padahal pendapat inilah yang bisa dianalisis lebih dalam. Dan saya sengaja ketika membuat berita itu ingin menampilkan pemberitaan yang secara utuh. Apabila bagian itu tidak diskip,  maka kita bisa menyimpulkan bahwa apa yang sedang dilakukan oleh pemerintah itu tidak semata-mata ditelan bulat oleh pemerintah daerah. Mereka juga memberikan pendapatnya. Dan tentu saja hal ini dapat menghasilkan kesepakatan baru yang nantinya dapat mengembangkan kebijakan pemerintah lebih luas lagi. Bagian inilah yang mereka skip heheehehe..

Jadi, harus diakui bahwa membuat berita itu tidak gampang. Apa yang membuat itu tidak gampang?
  1. Kita harus mencari judul yang menarik
  2. kita harus mempunya perbendaharaan kata. Misalnya kata penghubung antar paragraf antar kalimat dll. 
  3. Kalau sumber untuk berita itu direkam maka kita harus translet dulu dan ini biasanya yang memakan waktu. 
  4. Harus dibaca kembali ketika sudah selesai untuk menghindari salah penulisan. 
  5. dll.
Karena membuat berita itu tidak gampang dan pada kejadian yang menimpa saya (ada bagian yang terskip) maka kita harus bisa membuat berita secara  cerdas.
  1. Dalam pemilihan judul berita kita harus mencerminkan isinya.
  2. Isinya itu harus diperhatikan baik-baik. Hal ini dilakukan untuk menjaga apabila ada yang terskip atau dieedit kembali oleh media lain, hasilnya akan aman-aman saja bagi kita. 
  3. Hindari conten berita yang masih belum clear. Dan supaya clear hal yang belum jelas harus ditanyakan terlebih dahulu kepada pembuat kebijakan secara langsung. Atau cari topik yang lain yang menarik.
  4. Kalau bisa membuat berita itu yang fresh. 
  5. Harus diingat dalam membuat berita itu  harus cover both side. Atau tidak menampilkan salah satu pihak saja. Tapi kalau bisa beberapa pihak harus bicara. 
  6. dlll.  
Seperti itulah kira-kira teman-teman. Dan saya perhatikan, ada satu media online, saya tidak akan sebutkan di sini, yang setiap kali memuat berita yang kami buat, khusunya berita yang saya buat tidak pernah menskip conten berita, dia ambil apa adanya. Mungkin ada judul yang dia tambah.. Itu tidak masalah selama dalam batas kewajaran.

Dikarenakan media itu ada yang bebas maka kita harus cerdas dan untuk media yang katakanlah suatu persatuan wartawan misalnya di Kantor kita itu sangat penting peranannya. Karena apa yang saya lihat di kantor itu, mereka membantu dalam publikasi. Mereka memahami substansi. Dan mereka tentunya bisa memfilter apa yang seharusnya dipublikasi dan tidak.

Karena itulah, saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu publikasi kami. Biasanya kalau di kantor itu, Mas Ris yang sangat concern dengan release. Kalau Mas Ris sudah buat release biasanya banyak berita yang dimuat. Saya pun banyak diajarinya. Terima kasih, tetap bimbing saya :)

NB: Pengalaman itu menyempurnakan Hidup :)

No comments: